Sebanyak 351 program studi (prodi) sarjana terapan siap dipilih calon mahasiswa yang mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SNMPTN) 2021. Saat ini, ada 298 prodi sarjana terapan di Politeknik Negeri dan 53 prodi sarjana terapan diselengarakan 12 Unista (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, dan Akademik) Vokasi. Melansir dari kanal Youtube Ditjen Pendidikan Vokasi, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi ( LTMPT) akan mendukung seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi vokasi se-Indonesia. Namun, selain Politeknik jika ada perguruan tinggi yang memiliki jalur vokasi dapat bergabung pada seleksi yang khusus dibuka untuk jenjang Diploma IV atau Sarjana Terapan. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto mengatakan ini kali pertama program studi sarjana terapan di politeknik mengikuti seleksi masuk yang diselenggarakan oleh LTMPT. Sarjana terapan oleh Unista dan Politeknik Ia menjelaskan, untuk saat ini studi sarjana terapan diselenggarakan universitas, institut, sekolah tinggi dan akademi (Unista) serta politeknik. Sementara untuk program diploma tiga masih diselenggarakan Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI). "Dari 351 prodi, terbagi dua. Yakni 298 prosi sarjana terapan di politeknik negeri dan 53 prodi terapan sisanya pada Unista," tuturnya dalam Sosialisasi SNMPTN dan Seleksi Nasional Masuk Politeknik Negeri (SNMPN) 2021 secara daring, Jumat (15/1/2021). Sedangkan untuk politeknik negeri, 215 program studi merupakan program studi sains dan teknologi juga 83 program studi kategori sosial humaniora.
Sementara, ada 22 program studi sosial humaniora untuk Unista. "Untuk sarjana terapan, sebenarnya mau memilih sarjana terapan baik di politeknik maupun di Unista tidak masalah. Tergantung dimana 'passion-nya'," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Wikan mengatakan minat calon mahasiswa pada pendidikan vokasi makin tinggi. Tak hanya itu, ciri khas yang melekat pada pendidikan vokasi seperti memiliki lebih banyak praktik, menjadi keunggulan tersendiri. Untuk itu, ia mengingatkan calon mahasiswa untuk menjunjung tinggi integritas. Juga tidak hanya berorientasi pada ijazah dan transkrip nilai, tapi juga kompetensi. "Dalam hal ini, lulusan sarjana terapan tidak hanya mendapatkan ijazah dan transkrip, tetapi juga sertifikat kompetensi yang diakui industri serta kemampuan bahasa Inggris," kata Wikan. Sementara, ia mengatakan lulusan SMA sederajat dapat mendaftar pada prodi sarjana terapan. Selama perkuliahan, mahasiswa sarjana terapan wajib magang di industri selama minimal satu semester, termasuk KKN dan pengabdian pada masyarakat. "Kami juga merancang kolaborasi interkonektivitas dengan S2 terapan, baik di dalam maupun luar negeri. Terutama di politeknik, karena sudah banyak prodi sarjana terapan. Ada sekitar 25 prodi sarjana terapan yang nantinya kami lanjutkan ke S2 terapan," terang mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu. Kesempatan bekerja lebih tinggi Ia menjelaskan, bagi peminat vokasi bisa mendapat keuntungan tersendiri. Yakni, ketersediaan lapangan kerja yang lebih luas. Karena, seorang sarjana terapan atau diploma memiliki kesempatan diterima bekerja lebih tinggi lantaran keahlian yang dimiliki sangat spesifik dengan kebutuhan perusahaan atau instansi tertentu. "Kami melihat, untuk mewujudkan pembangunan SDM Vokasi, dibutuhkan institusi pendidikan vokasi yang berkualitas. Diksi (pendidikan vokasi) berusaha mewujudkan pendidikan vokasi yang lebih mumpuni," terangnya. Ke depan, Wikan berharap antrean masuk SMK, Politeknik, maupun Unista Vokasi semakin panjang. "Tentu bagi calon mahasiswa yang memilih vokasi, di sana mereka akan mendapatkan pengalaman dan praktik kerja yang kuat untuk kepentingan modal karier masa depan mereka nantinya," tandas Wikan.
Good information, thank you